Setelah referendum yang memecah rekor historis, yaitu perpisahan pertama yang dialami oleh negara Uni Eropa (UE), maka muncullah sebuah periode ketidakpastian, yang bukan hanya terjadi di UE saja namun juga di Inggris sendiri. Lalu apa yang dapat dinantikan paska perceraian ini?
Sebuah laporan berjudul “Life after BREXIT: What are the UK’s options outside the European Union?” oleh Swati Dhingra dan Thomas Sampson dari Centre for Economic Performance mengatakan bahwa keluarnya Inggris adalah suatu lompatan kepada daerah yang tidak diketahui orang (a leap into the unknown). Sayangnya tak satupun pendukung Brexit memiliki proposal yang jelas dan tajam tentang apa yang akan dilakukan paska Brexit.
Laporan ini menjabarkan 5 keputusan penting yang harus segera diambil Inggris sekarang. Dua di antaranya adalah tentang lama periode transisi dan bentuk pasar bebas yang diadopsi Inggris ke depannya. Sebelumnya telah ditegaskan bahwa perpisahan ini akan terjadi secara bertahap, akan tetapi belum ada ide sama sekali berapa lama dan seperti apa tahapan tersebut. Terakhir, bagaimana bentuk pasar bebas termasuk pasar tenaga kerja yang akan diadopsi Inggris mengingat posisi Inggris terhadap dunia kini lebih kecil dibandingkan bila ia bergabung dengan UE.
Yang pasti, proses perceraian ini sudah talak tiga dan tak mungkin di-undo. Dan untuk itu, Mario Draghi, presiden Bank Sentral Eropa (ECB) telah menyatakan siap untuk mengintervensi pasar. Demikian juga bank-bank sentral di Jepang dan Switzerland telah menyatakan siap menyuntikkan likuiditas tambahan seukuran dengan jumlah suntikkan saat krisis. Di pihak lain, mereka juga mendesak agar periode transisi ini lebih dipercepat agar stabilitas pasar dapat segera diperoleh kembali.
Add Comment