PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dinilai perlu waktu dua tahun untuk siap menjadi pengelola satelit mengingat saat ini perusahaan belum berpengalaman mengoperasikan satelit. BRI juga harus mempersiapkan dana Rp 70 miliar-Rp 90 miliar per tahun untuk mengoperasikan satelit tersebut.
Heru Sutadi, Pengamat Telekomunikasi, mengatakan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indosat Ooredo Tbk (ISAT) dahulu membutuhkan waktu sekitar dua tahun untuk melatih para engineer mengoperasikan satelit. “Butuh waktu bagi BRI karena hanya beberapa sumber daya manusia (SDM)-nya yang handal mengoperasikan satelit. Masalah bukan pada operasional satelit dalam kondisi normal tetapi ketika ada sampah luar angkasa, tenaga dari solar panel menurun, dan masalah lainnya,” ujar Heru. Jadi, tantangan bagi BRI justru muncul setelah BRIsat mengorbit di slot orbitnya. BRI juga belum punya roadmap secara lengkap dalam membangun, meluncurkan, mengelola, mengoperasionalkan, dan memelihara satelit tersebut.
Heru memperkirakan, untuk pengoperasian dan maintenance satelit diperlukan biaya sekitar 14%-18% dari biaya sewa satelit. Jika dalam perhitungan manajemen BBRI biaya sewa yang dihemat adalah Rp 500 miliar, biaya maintenance-nya sekitar Rp 70 miliar-Rp 90 miliar per tahun. Seperti diketahui, BRIsat telah diluncurkan oleh roket Ariane 5 milik Arianespace dari Guyana pada Sabtu (18/6) pukul 18.39 waktu setempat atau Minggu (19/6) pukul 04.39 WIB. (*)
Add Comment