ANZ Banking Group membuka penawaran kedua untuk melepas 39% kepemilikan sahamnya di PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN). Manajemen mengaku tidak tergesa-gesa menyelesaikan penjualan aset-asetnya di Asia yang bernilai US$ 3 miliar, termasuk di Indonesia. Keputusan ini menunjukkan ANZ belum mendapatkan calon investor yang memberikan penawaran yang cocok.
Penjualan aset dilakukan karena otoritas perbankan Australia meminta ANZ meningkatkan pencadangan modal. “Perbankan Australia selalu memperhatikan permodalan. ANZ tidak bisa menempatkan seluruh modalnya di retail banking sehingga jika ada cara lain untuk menciptakan nilai, kami wajib melakukannya. Jadi, kami alokasikan modal untuk bisnis perbankan institusional,” ujar Shayne Elliott, CEO ANZ, seperti dikutip Financial Times.
Elliott mengatakan, saham ANZ di sejumlah institusi keuangan di Asia merupakan produk dari prakrisis finansial dan sudah melewati waktu terbaik dalam pembeliannya sehingga perusahaan akan melepas kepemilikannya secara bertahap. “Tidak perlu terburu-buru karena (investasi di Asia) masih bagus dan menghasilkan keuntungan,” kata Elliott.
Pada penawaran saham ANZ di Panin Bank tahap pertama, ada beberapa investor yang berminat, yakni Fubon Financial Holding Co Ltd (Taiwan), Mizuho Financial Group Inc (Jepang), dan Banco Bilbao Vizcaya Argentaria SA (Spanyol). Nilai 39% saham Panin tersebut diestimasi US$ 608 juta. Penawaran tahap pertama terhenti karena belum tercapai kesepakatan dengan pemegang saham lainnya, yaitu keluarga Gunawan yang memiliki 46,5% saham Panin Bank. (*)
Add Comment