Investasi dana pensiun Indonesia pada instrumen saham masih minim, yakni 13% dari total investasi dana pensiun sebesar Rp 222,88 triliun. Porsi investasi saham ini jauh tertinggal dibandingkan praktik yang dilakukan dana pensiun global dengan alokasi investasi saham 40%-45% dari total investasi.
Roy Sembel, Dekan IPMI International Business School, mengatakan minimnya alokasi investasi dana pensiun pada instrumen saham membuat return yang dihasilkan tidak maksimal. “Porsi investasi dana pensiun global pada saham 40%-45% sedangkan dana pensiun Indonesia hanya 10%-15%. Padahal rerata return investasi saham di Indonesia mencapai 20% per tahun pada periode 1984-2014,” ujar Roy.
Indonesia, China, dan India merupakan tiga negara berkembang yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi tertinggi dibandingkan negara-negara lain di dunia. Perkembangan bursa sahamnya diprediksi akan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan investasi dana pensiun ke bursa juga dapat mendorong likuiditas transaksi saham.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Juli 2016 investasi terbesar dana pensiun ditempatkan pada deposito Rp 57,17 triliun atau 26% dari total investasi. Penempatan dana pada obligasi pemerintah Rp 49,41 triliun atau 22,17%, obligasi korporasi Rp 47,7 triliun atau 21,4% dan saham Rp 30 triliun atau 13% dari total investasi dana pensiun. Sisanya ditempatkan pada reksadana, sukuk, properti, EBA, dan investasi lainnya. (*)
Add Comment