Jasa Marga Tbk (JSMR) akan mengandalkan penerbitan obligasi untuk membiayai kebutuhan belanja modal (capital expenditure) 2017 sebesar Rp 28 triliun. Belanja modal akan digunakan untuk membiayai konstruksi proyek-proyek jalan tol.
Anggiasari, Direktur Keuangan JSMR, mengatakan kebutuhan refinancing obligasi JSMR hingga 2019 mencapai Rp 19 triliun. Pada kuartal I 2017, perseroan berencana menerbitkan obligasi melalui program penawaran umum berkelanjutan senilai Rp 10 triliun. “Kami akan melihat kemampuan pasar untuk menyerap obligasi seberapa besar. Sisa kebutuhan capex bisa dari loan atau penerbitan obligasi lagi,” ujar Anggiasari.
Berdasarkan laporan JSMR, utang menjadi salah satu pendanaan utama dalam investasi jalan tol selama periode ekspansif. Kenaikan utang JSMR pada periode 2008-2015 mencapai 14,29% per tahun CAGR. Adapun kenaikan beban bunga pada periode 2008-2015 mencapai 10,02% per tahun CAGR. Perseroan mengklaim beban bunga utang masih manageable.
Pada sesi pertama perdagangan Selasa (30/8), harga saham JSMR turun 2,8% menjadi Rp 4.850. JP Morgan merekomendasikan SELL JSMR dengan target Rp 4.700 sedangkan Bahana Securities merekomendasikan BUY dengan target harga Rp 6.000. (*)
Kenaikan Utang dan Beban |
||
dalam triliun rupiah | ||
Tahun | Utang | Bunga |
2008 | 6,52 | 0,72 |
2009 | 5,46 | 0,74 |
2010 | 8,11 | 0,76 |
2011 | 8,49 | 0,74 |
2012 | 8,32 | 0,92 |
2013 | 13 | 0,94 |
2014 | 16,54 | 1,22 |
2015 | 16,61 | 1,41 |
Sumber: Laporan JSMR |
Add Comment