- Pergerakan harga saham rokok wajar, walaupun rumor Rp50.000/ bungkus memberatkan.
- Laba tumbuh, terutama GGRM dan HMSP
- HOLD: GGRM
Rumor Rp50.000 Tak Efektif Turunkan Harga Saham Rokok
Bulan Agustus emiten rokok diterjang oleh rumor pemerintah akan tetapkan harga rokok paling murah Rp50.000 per bungkus. Akan tetapi saham emiten rokok hanya bergerak sedikit di bawah indeks konsumen. Bahkan HM Sampoerna tbk (HMSP) masih bertahan di atas indeks. Mungkin ini karena pasar belum percaya wacana itu akan segera dilaksanakan. Atau pasar percaya bahwa kenaikan harga ini takkan menurunkan kebutuhan akan rokok.
Emiten Rokok Catatkan Kinerja Manis
Mungkin juga harga saham tidak bergeming karena kinerja emiten memang baik. Pertumbuhan laba rata-rata mencapai 15,8%. Ini ditopang oleh kenaikan pendapatan 12,0%. Investor mendapatkan imbal hasil 9,2%. Hal ini terutama untuk Gudang Garam tbk (GGRM) dan HMSP. Sementara Bentoel International Investama tbk (RMBA) dan Wismila Inti Makmur tbk (WIIM) masih harus berjuang merebut pasar dan menaikkan marjin.
HOLD: GGRM
Rata-rata target harga yang diberikan oleh analis untuk GGRM adalah Rp76.241 atau 17% di atas harga pasarnya sekarang, Rp65.125. Beberapa katalis adalah pulihnya daya beli masyarakat dan neraca yang sehat.
Sementara itu HMSP juga direkomendasikan HOLD dengan rata-rata target harga Rp4.110 atau 2% di atas harga pasarnya sekarang, Rp4.030. RMBA dan WIIM belum mendapatkan coverage dari analis.
Add Comment