Ekspektasi pelaku pasar terhadap program tax amnesty telah menarik aliran dana asing sebesar Rp 36,8 triliun ke Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak awal tahun ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun menguat hingga 17,56%. Sejumlah sekuritas menaikkan target IHSG hingga akhir tahun ini ke level 5.650 hingga 5.719 poin.
Andy Ferdinand, Head of Equity Research Samuel Sekuritas Indonesia, mengatakan IHSG memiliki potensi upside terbatas karena penguatan yang terjadi akhir-akhir ini tidak sejalan dengan kinerja emiten pada semester I 2016 yang relatif lemah. Secara historis, IHSG rawan koreksi pada Agustus. Setelah itu IHSG berpeluang menguat kembali tetapi lebih terbatas karena kekhawatiran terhadap kenaikan bunga The Fed sebesar 25 bps.
Andy memprediksi program tax amnesty akan menjadi fokus perhatian pelaku pasar. Jika penerimaan pajak dari tax amnesty bisa mencapai 50%, sentimen positif ke bursa semakin kuat. Kinerja emiten di bursa pada semester II juga diperkirakan meningkat seiring perbaikan kondisi makro, stimulus, dan belanja pemerintah.
Sementara itu, Daewoo Securities Indonesia menilai program tax amnesty akan meningkatkan likuiditas di pasar keuangan. Realisasi tax amnesty kali ini akan lebih baik dibandingkan dengan program tax amnesty pada 1964-1965, tax amnesty 1984-1985, dan Sunset Policy 2008. Automatic Exchange of Information yang merupakan program pertukaran informasi antarnegara akan berlaku pada 2018 sehingga wajib pajak yang tidak mengikuti tax amnesty berpotensi terkena sanksi berat.
Daewoo menargetkan IHSG hingga akhir tahun ini akan bergerak di kisaran 4.943-5.719 poin. Saham-saham yang direkomendasikan Daewoo adalah saham-saham sektor konsumer, infrastruktur, aneka industri, dan industri dasar yang memiliki kapitalisasi pasar besar dan likuid. Pada Senin (15/8), IHSG melemah 1,05% menjadi 5.320 poin. (*)
Add Comment