Kenaikan harga komoditas nikel global diprediksi akan meningkatkan harga jual rata-rata nikel produksi Vale Indonesia Tbk (INCO) sebesar 13,3% menjadi US$ 7.700 per ton pada kuartal III 2016. Perseroan juga akan mencatat kenaikan volume penjualan seiring dengan peningkatan produksi menjadi 80.000 ton hingga akhir 2016.
Daewoo Securities Indonesia mengatakan pasokan nikel global tahun ini diestimasi defisit sekitar 100.000 ton akibat penutupan 10 tambang nikel di Filipina. Harga nikel di London Metal Exchange (LME) saat ini berkisar US$ 10.125 per ton, naik sekitar 17% ytd.
Daewoo memperkirakan produksi nikel INCO akan mencapai 21.872 ton pada kuartal III 2016, naik 13% dibanding kuartal II 2016. Penjualan INCO pada kuartal II 2016 meningkat 27% menjadi US$ 138,1 juta dibanding kuartal I 2016 sebesar US$ 108,7 juta. Rugi bersih INCO juga turun pada kuartal II menjadi US$ 4,6 juta dari US$ 15,42 juta pada kuartal I 2016.
“INCO berpotensi mencatatkan kinerja keuangan positif pada kuartal III 2016,” ujar Daewoo. Pada perdagangan Selasa (11/10), harga saham INCO naik 2,25% menjadi Rp 2.730.
BNI Securities merekomendasikan BUY INCO dengan target harga Rp 3.050. Bahana Securities juga merekomendasikan BUY INCO dengan target Rp 3.000. (*)
Add Comment