Permintaan terhadap penawaran umum perdana (IPO) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2017 diprediksi mencapai Rp 90 triliun-Rp 100 triliun. Permintaan ini didorong oleh peningkatan investasi industri dana pensiun, asuransi, dan reksadana.
Tito Sulistio, Direktur Utama BEI, mengatakan saat ini investasi dana pensiun di saham baru sebesar 13% dari total portofolio investasi Rp 222,88 triliun. “Dana pensiun perlu yield 10%-12% setahun. Kalau begitu, mereka harus masuk ke saham dengan porsi 33% dari portofolio atau sekitar Rp 54 triliun,” ujar Tito.
Industri asuransi yang memiliki dana investasi Rp 640 triliun diprediksi akan menempatkan dana sebesar Rp 25 triliun ke saham. Permintaan saham dari industri reksadana juga diperkirakan tumbuh sebesar Rp 15 triliun. Sisanya sebesar Rp 6 triliun adalah permintaan dari investor publik. “Jadi, tahun depan kebutuhan saham baru mencapai Rp 90 triliun-Rp 100 triliun,” kata Tito.
Untuk itu, BEI membutuhkan sekitar 40 emiten baru pada 2017. Sebanyak 14 emiten baru berasal dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun anak-anak usahanya.
Tahun ini BEI telah merevisi target emiten baru menjadi 25 perusahaan dari 35 perusahaan. Hingga September 2016, baru 14 perusahaan tercatat sebagai emiten baru. (*)
Add Comment