Wijaya Karya Tbk (WIKA) membidik dana rights issue sebesar Rp 6,15 triliun untuk membiayai lonjakan kontrak proyek-proyek infrastruktur. Hingga September 2016, kontrak WIKA melonjak lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp 67,07 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 11,47 triliun.
Kontrak WIKA tersebut berasal dari carry over kontrak 2015 senilai Rp 29,08 triliun, kontrak baru Rp 13,79 triliun, konstruksi proyek investasi kereta cepat Jakarta-Bandung , jalan tol Balikpapan-Samarinda dan Manado-Bitung Rp 22,7 triliun, serta proyek-proyek lainnya Rp 1,5 triliun.
Bintang Perbowo, Direktur Utama WIKA, mengatakan dana rights issue yang berasal dari pemerintah mencapai Rp 4 triliun sedangkan dari publik sebesar Rp 2,15 triliun. “Tambahan modal akan meningkatkan kemampuan finansial perseroan untuk melaksanakan berbagai proyek infrastruktur dan mengembangkan daya saing sehingga memperkuat kinerja dan performa perusahaan,” kata Bintang.
Komite Privatisasi menyetujui harga pelaksanaan rights issue WIKA sebesar Rp 1.525-Rp 2.505 per saham pada akhir Oktober 2016. Dana rights issue akan digunakan secara khusus untuk pembangunan proyek-proyek strategis yang menjadi prioritas pemerintah, antara lain pembangunan jalan tol Soreang–Pasir Koja, ruas tol Manado–Bitung, ruas tol Balikpapan–Samarinda, PLTU Banten 2×1.000 MW, PLTU Aceh 2×200 MW, Water Treatment Plant (WTP) Jatiluhur 5.000 l/detik, dan Pembangunan Kawasan Industri Kuala Tanjung.
Danareksa Sekuritas merekomendasikan BUY WIKA dengan target harga Rp 4.300. (*)
Add Comment