Indofarma tbk (INAF) mentargetkan penjualan tahun ini mencapai Rp1,9 triliun, atau naik 17% dibandingkan pencapaian tahun 2015. Akan tetapi sampai paruh pertama tahun ini, INAF baru mencapai 24,8% dari target. Malahan perusahaan merugi, padahal targetnya adalah mencapai perbaikan bottom-line melalui pemangkasan jumlah karyawan.
Namun kerugian ini sering kali hanya terjadi di paruh pertama tahun, sebagaimana yang terjadi pula pada tahun 2015. Di akhir tahun, INAF dapat memperbaiki catatan itu menjadi laba kembali. Mudah-mudahan hal yang sama terjadi pada tahun ini. Hal tersebut terjadi karena pencatatan pendapatan paruh tahun hanya 25% dari pendapatan setahun, sementara biaya telah dibebankan sesuai dengan waktunya.
Sementara itu emiten-emiten farmasi lainnya terlihat menampakkan pertumbuhan yang cukup baik dengan rata-rata 13,6% dan pertumbuhan laba 7,2%. Pertumbuhan paling tinggi terjadi pada Kimia Farma tbk (KAEF) dengan hampir semua lini produknya mengalami pertumbuhan.
Sebaliknya Tempo Scan Pacific tbk (TSPC) mengalami penurunan laba bersih walaupun pendapatannya naik. Hal ini dikarenakan peningkatan beban penjualan yang lebih tinggi daripada peningkatan penjualan. Akibatnya, laba usaha TSPC tertekan. Padahal peningkatan pendapatan TSPC di produk kosmetik dan jasa distribusi sudah cukup tinggi yaitu 18%.
Add Comment