Sejumlah pelaku pasar mendukung langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani memangkas anggaran belanja pemerintah dalam APBN 2016 sebesar Rp 133,8 triliun. Langkah ini menunjukkan pemerintah memilih disiplin anggaran meskipun ada risiko kontribusi konsumsi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) akan turun dengan kebijakan ini.
Alasan Sri Mulyani memangkas belanja pemerintah karena realisasi penerimaan pajak bakal meleset Rp 219 triliun dari target APBN Perubahan 2016 sebesar Rp 1.539 triliun. Anggaran Kementerian/Lembaga dipangkas sebesar Rp 65 triliun sedangkan dana transfer daerah dikurangi Rp 68,8 triliun. Meski anggaran belanja diturunkan, defisit anggaran akan melebar menjadi 2,5% dibandingkan target sebelumnya 2,35%.
John D Rachmat, Head of Equity Research & Strategy Mandiri Sekuritas, menilai langkah Sri Mulyani menerapkan disiplin anggaran akan berdampak positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena meningkatkan kepercayaan pelaku pasar terhadap pemerintah. Mandiri Sekuritas memprediksi IHSG akan mencapai 5.450 pada akhir tahun ini. “RAPBN 2017 yang akan diumumkan akhir Agustus 2016 akan menjadi tes terdekat Sri Mulyani untuk menunjukkan disiplin anggaran yang menentukan,” ujar John.
Patricia Sumampouw, Analis CIMB Securities, mengatakan pemangkasan anggaran sejalan dengan skenario awal CIMBÂ yang memprediksi tax ratio 10,4% atau penurunan pendapatan Rp 220 triliun dan penurunan anggaran infrastruktur sebesar 3%. Hingga Juni 2016, defisit anggaran telah mencapai Rp 231 triliun atau 1,8% PDB dengan penurunan pendapatan 12% atau Rp 219 triliun. “Pengangkatan Sri Mulyani sebagai menteri keuangan akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan PDB Indonesia pada kuartal II 2016 tumbuh 5,18% yoy melampaui konsensus pasar sebesar 5,0% yoy. Suryamin, Kepala BPS, mengatakan konsumsi rumah tangga memberi kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi karena didukung gaji ke-13 dan ke-14 PNS yang digunakan untuk persiapan Lebaran dan tahun ajaran baru. Konsumsi rumah tangga pada kuartal II 2016 tumbuh 5,04%, konsumsi pemerintah 6,28%, konsumsi LNPRT 6,72%, dan PMTB 5,06%. (*)
Add Comment