Perolehan kontrak baru Adhi Karya Tbk (ADHI) periode Januari-Juli 2016 baru mencapai Rp 9 triliun atau 36% dari target Rp 25 triliun. Kontrak ADHI terhambat oleh penundaan tender sejumlah proyek pemerintah. Perseroan tidak merevisi target kontrak baru karena yakin realisasi kontrak pada semester II 2016 lebih baik.
Beberapa kontrak ADHI tertunda karena administrasi legalnya belum tuntas, misalnya proyek pembangunan gedung kantor Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Hal ini menyebabkan pendapatan ADHI pada semester I 2016 turun 2,5% yoy menjadi Rp 3,1 triliun. Perseroan memprediksi akan menggarap proyek irigasi di Jawa, proyek jalan tol di Sumedang, dan proyek Light Rail Transit (LRT) senilai Rp 17 triliun pada semester II 2016.
Rendy Candra, Analis Lautandhana Sekurindo, mengatakan berdasarkan analisis sensitivitas yang memperhitungkan perolehan kontrak baru Rp 17 triliun maka ada potensi upside sebesar 36,9%. Kebijakan tax amnesty, proyek LRT, dan percepatan proyek-proyek pemerintah pada kuartal III 2016 akan menjadi katalis bagi ADHI.
Lautandhana merekomendasikan buy ADHI dengan target harga Rp 3.350. Pada Selasa (9/8), harga saham ADHI ditransaksikan stagnan di Rp 2.790. (*)
Kinerja Adhi Karya Tbk | |||
miliar rupiah | |||
Keterangan | H1 2016 | H1 2015 | Perubahan |
Pendapatan | 3.170,79 | 3.212,03 | turun |
Beban pokok pendapatan | 2.862,9 | 2.887,13 | turun |
Laba usaha | 223,88 | 229,44 | turun |
EBITDA | 238,5 | 244,2 | turun |
Laba bersih | 55,77 | 70,72 | turun |
EPS | 15,43 | 39,13 | turun |
ROA | 0,32% | 0,61% | turun |
ROE | 1,08% | 4,36% | turun |
Sumber: ADHI, diolah |
Add Comment