PT UOB Kay Hian Securities dan PT Samuel Sekuritas Indonesia merekomendasikan hold saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) setelah perusahaan melaporkan penurunan laba bersih sebesar 28,7% menjadi Rp 7,1 triliun pada semester I 2016. Kenaikan pencadangan (provision) sebesar 250% menjadi Rp 9,9 triliun untuk mengantisipasi risiko peningkatan non performing loan (NPL) menjadi penyebab tergerusnya laba BMRI.
Laporan keuangan BMRI menunjukkan rasio NPL gross perusahaan naik menjadi 3,86% pada semester I 2016 dari 2,43% pada semester I 2015. Adapun NPL net mencapai 1,53% per Juni 2016 dibandingkan 1,01% pada periode yang sama tahun lalu. “Penurunan laba terutama karena peningkatan biaya pencadangan. Jika tidak memperhitungkan biaya pencadangan, Pre-Provision Operating Profit (PPOP) mencapai Rp 19,3 triliun, tumbuh 13,3% secara tahunan,” ujar Rohan Hafas, Corporate Secretary Bank Mandiri.
Alexander Margaronis, Analis UOB Kay Hian, mengatakan pemburukan kualitas aset akan terlihat hingga akhir tahun ini dengan proyeksi NPL gross di level 3,5%-4%. Kredit di sektor komersial merupakan penyumbang terbesar NPL BMRI. “Kemungkinan harga saham BMRI akan tertekan akibat kinerja kuartal II 2016 yang lemah. Namun, dengan potensi pemulihan NPL pada 2017, investor bisa pasang posisi di harga rendah,” ujar Alexander. UOB merekomendasikan hold saham BMRI dengan target harga Rp 10.100.
Samuel Sekuritas juga merekomendasikan hold saham BMRI dengan konsensus target harga Rp 10.059. Samuel Sekuritas menilai laba bersih BMRI per Juni 2016 mencerminkan 36% dari estimasi maupun konsensus FY16. Tekanan terhadap NPL juga diperkirakan masih berlanjut hingga kuartal III 2016 sehingga perlu terus diwaspadai. (*)
Add Comment