Paska diambil alih oleh Banten Global Development (BGD), perusahaan yang dimiliki juga oleh Pemerintah Provinsi Banten, Bank Pundi Tbk (BEKS) akan menjadi Bank Banten. Bagaimana pemilik Bank Banten yang notabene juga adalah pemilik BPD Jabar Banten Tbk (BJBR) akan mengelola hal ini? Akankah terjadi kanibalisasi atau kompetisi ketat antara kedua memperebutkan pasar perbankan di Banten?
Bila dibandingkan, maka BEKS akan serupa seperti Daud yang kecil melawan si Goliat raksasa yaitu BJBR. Total aset BEKS hanya 6% dari total aset BJBR. Dengan kualitas aset yang buruk, yaitu 3 kali lipat dari BJBR, maka aset BEKS makin tidak mampu menghasilkan pendapatan dan laba yang cukup. Upaya pertama pemilik BEKS adalah memperbaiki kualitas aset. Tapi strategi itu hanya dapat mempertahankan BEKS pada status quo. Bagaimana ke depannya?
Sementara itu BJBR memiliki pasar yang kuat baik di Banten, kedua terkuat setelah di Jawa Barat. Aset BJBR di Banten mencapai Rp17,4 triliun (18%), sementara simpanan nasabah Rp13,1 triliun (16%). BEKS dalam waktu dekat harus mampu untuk membangun diferensiasi yang bernilai tambah bagi nasabah agar nasabah perbankan di Banten memilih BEKS ketimbang BJBR.
Dengan sulitnya menambah jumlah kantor untuk menjangkau nasabah, maka salah satu alternatif BEKS yang paling dekat adalah mengoptimalkan layanan perbankan digital. Hal ini makin dimungkinkan dengan adanya campur tangan dari MNC Group melalui BGD yang dapat membantu pembangunan infrastruktur yang mumpuni.
Namun apapun strateginya, BEKS harus cepat untuk merebut pasar BJBR bila tidak mau terjadi kanibalisasi dan akhirnya hilang dalam hutan perbankan nasional.
Add Comment