PT DBS Vickers Securities Indonesia dan PT Panin Sekuritas merekomendasikan beli saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan target harga Rp 16.200 dan Rp 15.000. Kinerja BBCA pada kuartal II 2016 yang membukukan kenaikan laba bersih 12,1% menjadi Rp 9,6 triliun dan pertumbuhan current account saving account (CASA) yang lebih tinggi dibandingkan deposito menjadi katalis bagi pergerakan harga saham bank tersebut.
Lim Sue Lin, Analis DBS dalam risetnya menyebutkan BBCA memiliki rasio CASA terkuat dibandingkan kompetitor dan konsisten bertahan di atas 75% dari total dana pihak ketiga (DPK). “Dengan keunggulan tersebut, BBCA mampu menghadapi perubahan peraturan khususnya permintaan dari pemerintah agar bunga kredit diturunkan menjadi single digit,” ujar Lim. DPK BBCA pada kuartal II 2016 naik 8% menjadi Rp 490,6 triliun karena didorong pertumbuhan CASA sebesar 10% menjadi Rp 381,3 triliun sedangkan deposito stagnan di Rp 109,3 triliun.
Pendapatan bunga bersih BBCA dan pendapatan operasional lainnya juga naik 15,5% menjadi Rp 26,1 triliun sejalan dengan pertumbuhan kredit sebesar 11,5% menjadi Rp 387 triliun. Namun, perlu dicermati kenaikan non performing loan (NPL) BBCA menjadi 1,4% per Juni 2016 dibandingkan 0,7% pada Juni 2015. DBS memprediksi rasio NPL BBCA hingga akhir 2016 akan mencapai 1,7% karena prospek pertumbuhan ekonomi makro Indonesia yang melambat dan tekanan dari eksposur kredit bank ke sektor komoditas.
Pada perdagangan saham Kamis (21/7), harga saham BBCA menguat 0,69% ke level Rp 14.550 setelah sempat menyentuh level tertinggi Rp 14.675. Saham BBCA menjadi salah satu top gainer di jajaran saham LQ45 dengan nilai transaksi Rp 1,18 triliun. (*)
Add Comment