Sejak IPO pada bulan Oktober 2014, PT Graha Layar Prima tbk (BLTZ), pemilik jaringan bioskop bermerek Blitz Megaplex, belum pernah mengalami laba sesen pun. Anehnya, harga saham BLTZ terus naik dari Rp3.000 pada IPO menjadi Rp6.000.
Kenaikan saham BLTZ tidak disertai dengan likuiditas yang cukup. Selama tahun 2016, ketika harga naik dari Rp4.500 ke Rp6.000, hanya ada 8 broker yang memperdagangkan. Broker dengan volume terbesar adalah BNI Securities dan Merrill Lynch.
Tidak adanya likuiditas ini selain karena harga BLTZ yang memang mahal, juga kurangnya jumlah saham beredar di pasar. Jumlah saham BLTZ pada saat ini hanya sebanyak 337,66 juta lembar di mana sebagian besarnya dipegang oleh para pihak di atas 5%. Publik hanya memiliki sebesar 22% atau 74,41 juta lembar yang menyebabkan likuiditas sulit untuk meningkat. Selain itu harga saham terhadap nilai buku ekuitas BLTZ sudah cukup tinggi yaitu 4,3 kali pada harga Rp6.000.
Add Comment