Target Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menggaet 35 emiten mencatatkan sahamnya pada tahun ini sepertinya sulit tercapai. Hingga 14 Juni 2016, baru lima emiten baru yang masuk ke bursa. Kondisi pasar modal Indonesia yang cenderung menurun membuat calon emiten wait and see karena tidak ingin mengambil risiko penawaran sahamnya tidak optimal. Calon emiten juga mempertimbangkan berbagai faktor eksternal, seperti rencana kenaikan suku bunga The Fed, pemulihan harga minyak, rencana Brexit, dan ekonomi China.
Moleonoto The, Presiden Direktur PT Indopremier Securities, mengatakan saat ini perusahaan lebih banyak menangani underwriting penerbitan obligasi dibandingkan dengan penerbitan saham. “Untuk obligasi, kebanyakan adalah perusahaan yang sudah pernah menerbitkan obligasi. Untuk IPO, dalam pipeline kami ada dua perusahaan,” ujar Moleonoto tanpa menyebutkan identitas kedua perusahaan tersebut.
Penerbitan obligasi dinilai lebih gampang dibandingkan dengan IPO karena risiko obligasi sudah terukur. Obligasi dari perusahaan yang belum pernah menerbitkan surat utang apalagi langsung menerbitkan saham, kurang terukur oleh investor. Indopremier baru saja mengantarkan PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) menjadi emiten kelima yang mencatatkan sahamnya di BEI tahun ini.
Samsul Hidayat, Direktur Penilai Perusahaan BEI, mengatakan saat ini ada lima calon emiten yang sedang mengajukan izin penawaran saham perdana di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). BEI optimistis pada semester I 2016 ada 11 emiten baru yang akan masuk bursa. Adapun 24 calon emiten lainnya akan mencatatkan sahamnya pada semester II 2016. Pada 16 Juni 2016, PT Silo Maritime Perdana Tbk akan menjadi emiten keenam yang melantai di bursa. Calon emiten lain yang sudah melakukan mini expose di BEI adalah PT Graha Andrasenta Propertindo, anak usaha PT Bakrieland Development Tbk (ELTY). (*)
[…] menetapkan target IPO 35 emiten pada tahun ini, walaupun jelas sulit tercapai seperti dibahas di “Target IPO 2016 Sulit Tercapai?” . Satu alasan adalah faktor eksternal yang tak dapat dikendalikan. Namun ada pula faktor yang […]