PT Blue Bird Tbk (BIRD), operator taksi terbesar di Indonesia, tahun ini menurunkan belanja modal atau capital expenditure (capex) menjadi Rp 1 triliun-Rp 1,2 triliun dibandingkan dengan tahun lalu Rp 1,5 triliun. Manajemen beralasan perusahaan menahan ekspansi karena kondisi ekonomi Indonesia belum pulih dari perlambatan ekonomi. Namun persaingan yang sangat ketat dengan layanan transportasi online, seperti Uber dan Grab, menjadi faktor yang menekan kinerja perusahaan sehingga perusahaan tidak terlalu ekspansif.
Pangsa pasar taksi konvensional semakin tergerus oleh keberadaan layanan transportasi online. Pelanggan memilih layanan tersebut karena menawarkan tarif yang lebih murah, pelayanan yang lebih baik, dan kemudahan dalam pemesanan. Polemik layanan transportasi online yang terjadi beberapa waktu lalu bakal segera terselesaikan dengan ketentuan baru dari pemerintah yang meminta penyedia layanan transportasi online memenuhi sejumlah aturan, seperti melakukan uji kelayakan kendaraan (KIR) dan bekerja sama dengan penyedia layanan transportasi umum.
Model bisnis perusahaan taksi yang membutuhkan modal besar sudah ketinggalan zaman. Penyedia layanan transportasi konvensional seperti Blue Bird harus siap melakukan efisiensi besar-besaran, menyesuaikan tarif, dan merevolusi bisnisnya jika tidak ingin kinerjanya terus menurun di masa depan. (*)
Add Comment